Belakangan ini warga Semarang digegerkan dengan berita brutalisme yang dilakukan oleh sekelompok gangster yang kerap disebut kreak. Tidak hanya satu atau dua, Polrestabes Kota Semarang telah merilis beberapa daftar gangster yang terlibat dalam aksi tawuran dan kriminalitas. Belum diketahui secara pasti apa motif para kreak menyerang warga biasa yang tidak ada sangkut pautnya dengan geng mereka.
Aksi kekejaman kreak tidak luput dari pemberitaan di media sosial. Pada 23/9/2024, base menfess Universitas Diponegoro dipenuhi dengan cuitan keresahan mahasiswanya mengenai fenomena kreak. Tidak hanya itu, pesan berantai yang dikirimkan melalui grup Whatsapp membuat kepanikan para mahasiswa semakin menjadi-jadi. Kekhawatiran para mahasiswa didasari oleh kegiatan rapat, praktikum, maupun kelas malam yang mengharuskan mereka pulang hingga larut. Menanggapi peristiwa yang sedang terjadi, perlu dilakukan upaya preventif dimulai dari diri sendiri. Apabila tidak ada hal yang mendesak, sebaiknya jangan keluar malam ataupun jika memang mengharuskan maka lebih baik hindari daerah rawan dan sepi serta tidak berkendara sendirian. Selain itu, patroli keliling perlu dilakukan terutama di kawasan yang padat penduduk seperti daerah Tembalang. Dengan adanya upaya dari setiap lapisan masyarakat dan pihak kepolisian diharapkan fenomena kreak dapat segera teratasi serta mengembalikan rasa aman dan nyaman bagi siapa saja untuk beraktivitas di malam hari.
(Aura/POTLOT)