Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 terjadi pada Jumat (22/3/2024) pukul 15.52 WIB di 132 km timur laut Tuban, Jawa Timur. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa berada di kedalaman 10 km. Episenter gempa bumi berada pada jarak 144 km Timur Laut Tuban dengan titik koordinat 5,74 Lintang Selatan dan 112,32 Bujur Timur. Gempa dirasakan tidak hanya di Tuban, gempa dirasakan di 21 kabupaten dan 7 kota di Pulau Jawa.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan dengan memperhatikan hiposenter dan episenter, gempa Tuban merupakan gempa kerak dangkal atau shallow akibat sesar aktif di dasar Laut Jawa dengan mekanisme gerakan geser mendatar. “Ahli belum memutuskan (secara pasti apakah dapat membentuk sesar-sesar patahan dan ada kemungkinan volume air naik usai gempa), tapi kami masih teliti gempa ini dan memonitor gempa susulan. Kami akan memodelkan orientasi sesar seperti apa, arahnya seperti apa, dan lain-lain. Nanti akan disampaikan kepala pusat terkait survei di daerah untuk melengkapi data, sehingga nanti saat aktivitas sesar itu bisa teramati dari jejak-jejak gempa yang ada,” tuturnya. Hingga saat ini, telah terjadi 150 kali gempa susulan hingga pukul 05.42 WIB. BMKG menyatakan gempa tidak berpotensi tsunami.
Merujuk data yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa menimbulkan 2 orang korban luka-luka, dan banyak bangunan serta rumah yang rusak akibat gempa, sehingga menyebabkan sekitar 9.648 orang korban harus mengungsi. BNPB merinci, sebanyak 331 rumah rusak berat, 706 rumah rusak sedang, dan 1.356 rumah rusak ringan. Dampak lainnya, 63 fasilitas pendidikan terdampak, 5 fasilitas kesehatan terdampak, 88 rumah ibadah, 5 kantor desa, 2 sepeda motor, 8 gedung terdampak, dan 2 kandang ternak. Oleh sebab itu, BNPB menyatakan ada sejumlah kebutuhan mendesak yang dibutuhkan oleh para korban yang terdampak gempa Tuban, diantaranya tenda pengungsi, makanan, minuman, selimut, dan obat-obatan.
Kepala BMKG Tuban, Zem Iranto Padama, S.Si., M.M., menghimbau agar warga tetap tenang dan waspada menyikapi situasi pascagempa. Jika memungkinkan, hindari gedung atau rumah yang konstruksinya kurang kuat atau berpotensi roboh. Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk selalu memperbarui informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait dengan situasi gempa bumi. Meski potensi gempa susulan masih ada, kondisinya dinyatakan semakin mereda.